Bagaimana Cara Tahu Anak Alergi Susu Sapi? Ini Tandanya

Susu sapi merupakan salah satu sumber gizi yang kaya protein, kalsium, dan berbagai vitamin penting bagi pertumbuhan anak. Namun, tidak semua anak dapat mentoleransi susu sapi dengan baik. Pada sebagian anak, sistem kekebalan tubuh justru bereaksi terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi, sehingga memicu alergi. Kondisi ini dikenal sebagai alergi susu sapi, yang berbeda dengan intoleransi laktosa karena melibatkan sistem imun.

Agar orang tua dapat memberikan penanganan yang tepat, penting memahami tanda-tanda alergi susu sapi serta langkah-langkah cara mengetahui anak alergi susu sapi. Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa Itu Alergi Susu Sapi?

Alergi susu sapi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi, seperti kasein atau whey. Ketika anak yang alergi mengonsumsi susu sapi atau produk olahannya (keju, yoghurt, es krim), tubuhnya menganggap protein tersebut sebagai ancaman. Sistem imun lalu menghasilkan antibodi yang memicu pelepasan histamin dan zat lain, sehingga timbul gejala alergi.

Alergi ini dapat muncul pada bayi maupun anak yang lebih besar, meskipun lebih sering terjadi pada usia dini karena sistem imun dan saluran pencernaan mereka belum matang sempurna.

Tanda-Tanda Anak Alergi Susu Sapi

Berikut beberapa tanda yang sering muncul pada anak yang mengalami alergi susu sapi. Gejala dapat ringan hingga berat, dan biasanya timbul beberapa menit sampai beberapa jam setelah anak mengonsumsi susu sapi atau produk turunannya.

  1. Gangguan pada Kulit
  • Ruam kemerahan atau bintik-bintik gatal (urtikaria).
  • Kulit kering dan bersisik (eksim).
  • Bengkak di area wajah, bibir, atau kelopak mata.
  1. Masalah Pencernaan
  • Muntah atau regurgitasi setelah minum susu.
  • Diare, kadang bercampur lendir atau darah.
  • Perut kembung dan sering buang angin.
  • Kolik atau rewel akibat nyeri perut.
  1. Gangguan Pernapasan
  • Hidung tersumbat atau meler.
  • Batuk, mengi, atau sesak napas.
  • Dalam kasus berat, dapat terjadi anafilaksis yang ditandai kesulitan bernapas, pembengkakan tenggorokan, dan penurunan kesadaran (kondisi gawat darurat).
  1. Pertumbuhan Terganggu

Pada alergi yang berlangsung lama tanpa penanganan, anak mungkin mengalami gangguan pertumbuhan seperti berat badan tidak naik atau cenderung turun, karena asupan gizi tidak terserap dengan baik.

Langkah-Langkah Cara Mengetahui Anak Alergi Susu Sapi

Bagi orang tua, memahami cara mengetahui anak alergi susu sapi sangat penting agar gejala tidak semakin parah. Berikut langkah yang dapat dilakukan:

  1. Perhatikan Pola Makan dan Gejala

Amati apakah gejala seperti ruam, muntah, atau diare muncul setelah anak mengonsumsi susu sapi atau makanan berbahan susu. Catat jenis makanan dan waktu kemunculan gejala. Buku catatan sederhana atau aplikasi di ponsel bisa membantu orang tua memantau pola ini.

  1. Uji Eliminasi dan Provokasi (Di Bawah Pengawasan Dokter)

Langkah umum untuk memastikan alergi susu sapi adalah dengan menghentikan pemberian susu sapi dan produk olahannya selama beberapa minggu (uji eliminasi). Jika gejala membaik, kemudian dokter dapat menyarankan pemberian kembali susu sapi (uji provokasi) untuk melihat apakah gejala muncul lagi. Prosedur ini sebaiknya dilakukan dengan pengawasan tenaga medis agar aman.

  1. Pemeriksaan Alergi

Dokter dapat merekomendasikan tes alergi seperti:

  • Skin prick test

Tes ini dilakukan dengan meneteskan ekstrak alergen (protein susu sapi) pada kulit lalu menusuknya sedikit untuk melihat apakah timbul reaksi kemerahan atau bentol.

  • Tes darah (IgE spesifik)

Mengukur kadar antibodi IgE yang dihasilkan tubuh terhadap protein susu sapi.

  1. Konsultasi dengan Dokter Spesialis

Jika gejala cukup berat atau sulit diidentifikasi, orang tua sebaiknya membawa anak ke dokter spesialis anak atau ahli alergi-imunologi. Dengan evaluasi menyeluruh, dokter dapat menentukan diagnosis pasti dan memberikan saran pola makan yang aman.

Penanganan Anak yang Terdiagnosis Alergi Susu Sapi

Setelah diagnosis ditegakkan, langkah utama dalam penanganan alergi susu sapi adalah menghindari konsumsi susu sapi dan produk turunannya. Namun, orang tua tetap perlu memastikan anak memperoleh nutrisi yang cukup, terutama protein dan kalsium.

Beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan:

  • Susu formula hipoalergenik (extensively hydrolyzed formula) yang proteinnya sudah dipecah menjadi fragmen kecil sehingga lebih aman.
  • Susu formula berbasis asam amino, untuk kasus alergi berat.
  • Pada anak yang sudah lebih besar, bisa diberikan susu nabati yang diperkaya kalsium, seperti susu kedelai atau susu almond, sesuai anjuran dokter.

Selain itu, pastikan selalu membaca label kemasan makanan untuk memastikan tidak ada kandungan susu sapi tersembunyi.

Tips untuk Orang Tua

  1. Edukasi Keluarga dan Pengasuh

Beritahu semua orang yang merawat anak tentang alergi yang dimilikinya. Pastikan mereka tahu makanan apa yang aman dan apa yang harus dihindari.

  1. Sediakan Obat yang Diresepkan Dokter

Jika anak memiliki alergi yang cukup berat, dokter mungkin akan memberikan obat antihistamin atau, pada kasus tertentu, epinefrin untuk keadaan darurat.

  1. Pantau Perkembangan Anak

Walau alergi susu sapi sering membaik seiring usia, tetap perlu memantau kondisi anak secara rutin. Beberapa anak dapat toleran setelah usia 3–5 tahun.

Alergi susu sapi dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan kulit, pencernaan, hingga pernapasan. Dengan memahami tanda-tanda dan langkah-langkah cara mengetahui anak alergi susu sapi, orang tua dapat lebih cepat mendeteksi masalah dan mencari penanganan yang tepat.

Kunci utamanya adalah observasi yang cermat, konsultasi dengan tenaga medis, dan disiplin dalam mengatur pola makan anak. Dengan dukungan dan perhatian yang tepat, anak dengan alergi susu sapi tetap dapat tumbuh sehat dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan optimalnya.